Minggu, 23 Juli 2017

Kemaksiatan menyebabkan bencana

Apakah kemaksiatan dapat menyebabkan bencana alam?

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, badai tropis, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.Bencana alam dapat juga terjadi oleh ulah aktifitas manusia contohnya Banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan pemanasan global.

Namun, bagaimanakah penjelasan di Al Qur'an mengenai yg hal ini?? Berikut penjelasannya.
Allah SWT berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
zhoharol-fasaadu fil-barri wal-bahri bimaa kasabat aidin-naasi liyuziiqohum ba'dhollazii 'amiluu la'allahum yarji'uun

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)

قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُ ۗ  كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ
qul siiruu fil-ardhi fanzhuruu kaifa kaana 'aaqibatullaziina ming qobl, kaana aksaruhum musyrikiin

"Katakanlah (Muhammad), Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang menyekutukan (Allah)."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 42)

Menurut tafsir al mu'tabar
    QS AR RUM ayat 41 menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi tidak lain karena ulah manusia itu sendiri yaitu melakukan peperangan di luar koridoridor syariat Allah. dalam peperangan itu manusia membunuh manusia yang oleh Allah dilindungi hak hidupnya, bahkan merusak segala tatanan alam yang ada. Sedangkan,

       QS AR RUM ayat 42 menekankan pentingnya kajian sejarah tentangnya perilaku umat-umat terdahulu untuk menjadi pelajaran bagi generasi di belakangnya.

       Menururt tafsir kontemporer QS AR RUM ayat 41-42 bisa menjadi dalil tentang kewajiban tentang melestarikan lingkungan hidup, sebab terjadinya berbagai macam bencana juga karena ulah manusia yang mengeksploitasi alam tanpa di imbangi dengan upaya pelestarian.

       Terlebih dahulu dalam QS AR RUM ayat 40 telah disebutkan bahwa perilaku orang-orang musyrik tidak ada lain adalah bertuhan ganda. perbuatan syirik ini di tuding oleh Allah salah satu faktor utama timbulnya kerusakan di muka bumi. maka kedua ayat di atas (QS AR RUM ayat 41-42) lebih lanjut menjelaskan bahwa tidak sedikit manusia dari kalangan bangsa-bangsa terdahulu menginjak-injak hukum allah dengan malakukan berbagai bentuk perbuatan maksiat. di kalangan mereka telah merajalela kezaliman dan keserakahan, yang kuat merampas hak-hak kaum lemah. karena itu, kepada mereka allah tumpahkan azabnya tanpa satu pun manusia yang mampu mengelaknya. Selain itu juga tertulis pada Al-A'raf ayat 57 Allah SWT berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖ   ۗ  حَتّٰۤى اِذَاۤ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ  لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَآءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ ۗ  كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
wa huwallazii yursilur-riyaaha busyrom baina yadai rohmatih, hattaaa izaaa aqollat sahaaban siqoolan suqnaahu libaladim mayyitin fa anzalnaa bihil-maaa`a fa akhrojnaa bihii ming kullis-samaroot, kazaalika nukhrijul-mautaa la'allakum tazakkaruun

"Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 57)

Setelah Allah Ta’ala menyebutkan bahwa Dia adalah pencipta langit dan bumi dan Dialah pengendali, pemutus, pengatur dan penunduknya, serta membimbing hamba-Nya supaya berdo’a kepada-Nya, karena Dia Mahakuasa atas apa yang Dia kehendaki, Allah pun mengingatkan, bahwa Dialah Mahapemberi rizki dan menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati pada hari Kiamat kelak, Allah berfirman: wa Huwal ladzii yursilur riyaaha nusyran (“Dan Allahlah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira.”) Maksudnya, angin itu
bertiup menerbangkan awan yang membawa air hujan.

Dan firman-Nya: baina yadai rahmatiHi (“Sebelum kedatangan rahmat-Nya.”) Maksudnya, sebelum kedatangan hujan.

Firman-Nya lebih lanjut: hattaa idzaa aqaalat sahaaban tsiqaalan (“Sehingga apabila angin itu telah membawa awan mendung.”) Artinya, angin itu membawa awan-awan yang mengandung banyak air hujan sehingga benar-benar berat dan dekat dari bumi dalam keadaan pekat.

Dan firman-Nya: suqnaaHu libaladim mayyitin (“Kami halau ke suatu daerah yang tandus”) maksudnya ke daerah yang mati, sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Dan suatu tanda [kekuasaan Allah yang besar] bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu.” (Yaasiin: 33)

Oleh karena itu Allah berfirman: fa akhrajnaa biHii min kullits tsamaraati kadzaalika nukhrijul mauta (“Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu, pelbagai buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati.”) Artinya, sebagaimana Kami telah menghidupkan tanah ini setelah kematiannya, maka seperti itu Pula Kami menghidupkan jasad manusia pada hari Kiamat kelak, setelah akhir kesudahannya menjadi hancur berantakan, Allah menurunkan air dari langit membanjiri bumi selama empat puluh hari, dari itu tumbuhlah jasad manusia dalam kuburnya seperti biji tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dalam tanah. Makna seperti ini cukup banyak terdapat di dalam al-Qur’an, Allah membuat perumpamaan untuk hari Kiamat dengan menghidupkan tanah setelah kematian (ketandusan)nya.

Oleh karena itu, Allah berfirman: la’allakum tadzakkaruun (“Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.”)

Firman Allah Ta’ala berikutnya: wal baladuth thayyibu yakhruju nabaatuHu bi-idzni rabbiHi (“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah.”) Maksudnya, tanah yang baik akan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan cepat dan baik. Seperti firman Allah yang artinya: “Allah menumbuhkannya dengan pertumbuhan yang baik.” (QS. Ali-‘Imran: 37)

Firman-Nya: wal ladzii khabutsa laa yakhruju illaa nakidan (“Dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh susah payah.”) Mujahid dan ulama lainnya mengatakan, seperti misalnya, tanah yang berair (lembab serta asin) dan lain sebagainya.

Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu ‘Abbas mengenai ayat itu: “Bahwa hal ini merupakan perumpamaan yang disebutkan Allah bagi orang mukmin dan orang kafir.”

Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari, ia berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan terhadap apa yang diwahyukan Allah kepadaku dalam hal ilmu dan petunjuk, yaitu bagaikan hujan lebat yang turun ke bumi. Maka ada tanah yang subur yang dapat menerima air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Ada juga tanah gundul yang dapat menahan air sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat dari air tersebut, sehingga mereka dapat minum, memberi minum hewan, menyiram tanaman dan mengairi sawah. Dan ada juga tanah yang berupa tanah datar, tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikian itulah perumpamaan orang yang mengerti tentang agama Allah dan berguna baginya apa yang diwahyukan kepadaku, lalu (setelah) ia mengetahui, maka ia mengajarkan(nya). Dan (juga) perumpamaan bagi orang yang tidak mengangkat kepalanya (memberikan perhatian) dan tidak mau menerima petunjuk Allah yang diturunkan kepadaku.” (HR. Imam Muslim dan an-Nasa’i)

Sebab utama kerusakan di muka bumi adalah perbuatan maksiat dengan segala bentuknya. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk memperbaiki kerusakan tersebut yaitu dengan bertaubat dengan benar dan kembali ke jalan Allâh. Karena taubat nasûh akan menghilangkan semua dampak negatif perbuatan dosa yang pernah dilakuakan oleh seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar